Dua Anak SD di Kupang Tewas Terhanyut Banjir Sungai Bibe
Dua Anak SD di Kupang Tewas Terhanyut Banjir Sungai Bibe
KUPANG – Sebuah peristiwa tragis terjadi di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, pada hari Selasa (8/4), ketika dua bocah SD ditemukan tewas setelah terseret arus banjir Sungai Bibe. Keduanya, yang masih duduk di bangku sekolah dasar, terhanyut saat sedang bermain di sekitar sungai yang meluap akibat hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.
Kronologi Kejadian
Peristiwa memilukan ini terjadi sekitar pukul 15.30 WITA, setelah hujan lebat mengguyur wilayah Kupang pada siang hari, menyebabkan Sungai Bibe yang selama ini dikenal dengan arusnya yang cukup deras meluap. Kedua korban, yang berinisial AN (9) dan SR (8), dilaporkan sedang bermain di pinggir sungai bersama beberapa teman mereka. Tanpa diduga, debit air yang tiba-tiba meningkat begitu cepat membuat keduanya terseret arus.
Saksi mata yang berada di sekitar lokasi kejadian mengatakan bahwa mereka sempat mendengar teriakan dari teman-teman korban yang meminta pertolongan. Namun, arus banjir yang sangat kuat membuat upaya penyelamatan menjadi sangat sulit. “Kami langsung berlari ke tepi sungai setelah mendengar teriakan. Tapi arusnya begitu kencang, dan kami tidak bisa berbuat banyak,” ungkap salah seorang saksi, yang enggan disebutkan namanya.
Pihak keluarga dan warga sekitar langsung bergegas menuju lokasi dan melakukan upaya pencarian. Tim SAR yang tiba di tempat kejadian segera melakukan evakuasi, dan tubuh kedua korban ditemukan beberapa saat kemudian, sekitar 200 meter dari lokasi mereka bermain.
Identitas Korban dan Reaksi Keluarga
Korban pertama, AN, adalah seorang siswa kelas 4 SD yang tinggal di sekitar kawasan tersebut. Sedangkan SR, korban kedua, adalah siswa kelas 3 SD. Keduanya dikenal sebagai anak-anak yang ceria dan aktif di lingkungan tempat mereka tinggal. Keluarga korban sangat terpukul dengan kejadian ini dan merasa kehilangan yang mendalam.
"Kami tidak tahu harus berkata apa. Ini sangat mengejutkan dan menyakitkan. Mereka adalah anak-anak yang selalu ceria dan penuh semangat. Kami sangat kehilangan mereka," ujar orang tua korban dengan mata berkaca-kaca.
Beberapa keluarga dan kerabat yang datang ke lokasi juga merasa sangat terpukul. Mereka mengungkapkan penyesalan karena tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk mencegah tragedi tersebut. "Kami sangat sedih. Anak-anak seharusnya bisa bermain dengan aman, tapi ternyata bencana datang begitu cepat," kata salah satu kerabat keluarga korban.
Penyelidikan dan Tindakan Pihak Berwenang
Kepolisian setempat segera melakukan penyelidikan untuk memastikan apakah ada faktor kelalaian yang mengarah pada kecelakaan ini. Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kupang, [nama Kapolsek], mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja sama dengan pihak terkait untuk menyelidiki kejadian ini lebih lanjut.
"Kami akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada faktor kelalaian dalam pengelolaan lingkungan yang menyebabkan banjir tersebut, serta apakah ada langkah-langkah pencegahan yang seharusnya diambil," ujar Kapolsek dalam wawancara.
Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kupang mengimbau masyarakat agar selalu waspada saat musim hujan dan menghindari bermain di dekat sungai atau saluran air yang berpotensi meluap. BPBD juga menyarankan agar warga melakukan pemantauan terhadap kondisi cuaca dan segera melaporkan potensi bahaya ke pihak berwenang.
"Ini adalah tragedi yang sangat mengingatkan kita semua tentang pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana, terutama saat musim hujan. Kami mengimbau agar masyarakat tidak bermain di dekat sungai saat hujan deras," ujar [nama pejabat BPBD] dalam keterangan tertulisnya.
Tanggapan Masyarakat dan Pemerintah Setempat
Peristiwa ini menggugah perhatian masyarakat di sekitar Kupang, yang kini semakin sadar akan bahaya yang ditimbulkan oleh bencana alam yang terjadi secara tiba-tiba. Banyak warga yang meminta pemerintah daerah untuk lebih memperhatikan pengelolaan sungai dan infrastruktur yang ada, terutama di daerah yang rawan banjir.
“Pemerintah harus lebih memperhatikan penanggulangan banjir di daerah-daerah yang sering terdampak, seperti Sungai Bibe. Kami ingin ada upaya lebih dalam melakukan pembersihan saluran air dan memperbaiki pengelolaan daerah rawan banjir agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” kata seorang warga setempat.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Kupang berjanji akan melakukan evaluasi terhadap saluran air dan sungai-sungai yang ada di wilayah tersebut. Mereka juga akan bekerja sama dengan BPBD untuk meningkatkan sistem peringatan dini terhadap bencana banjir.
Duka Mendalam dan Pesan untuk Warga
Keluarga korban berharap agar kejadian tragis ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, agar lebih berhati-hati dan memperhatikan faktor keselamatan, terutama saat musim hujan. Mereka juga berharap agar kejadian ini bisa meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih peduli terhadap potensi bahaya yang ada di sekitar mereka.
"Kami berharap kejadian ini tidak hanya jadi duka bagi kami, tetapi juga menjadi pengingat bagi semua orang untuk selalu berhati-hati. Semoga anak-anak kami yang telah pergi dapat menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih menjaga keselamatan di lingkungan sekitar," ujar salah satu anggota keluarga korban.
Ke depan, diharapkan akan ada lebih banyak perhatian dari pemerintah dan masyarakat terkait pengelolaan lingkungan yang aman dan minim risiko bagi anak-anak, agar tragedi serupa tidak terjadi lagi.
Kesimpulan
Tragedi yang merenggut dua nyawa anak-anak SD di Kupang ini menjadi peringatan penting bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan potensi bencana, khususnya yang terkait dengan banjir. Pemerintah dan masyarakat diharapkan bisa bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman, serta memperbaiki pengelolaan dan perawatan sungai agar kejadian serupa tidak mengulang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar